Tuhan "Penerobos" (2 Samuel 5:20). Renungan Minggu Paskah, 12 April 2020. R.A.M.

Akhirnya, hari ini saya diberikan kesempatan kembali oleh Tuhan untuk dapat menulis renungan khusus tentang Paskah. Dan ini juga merupakan tulisan pertama saya di tahun 2020 ini. Dalam pembacaan Alkitab saya pada hari ini, saya tertarik beberapa bagian firman Tuhan. Salah satunya bagian firman Tuhan yang ini.

"Lalu datanglah Daud di Baal-Perasim dan memukul mereka kalah di sana. Berkatalah ia: "Tuhan telah menerobos musuhku di depanku seperti air menerobos". Sebab itu orang menamakan tempat itu Baal-Perasim. (2 Samuel 5:20).

Ijinkan saya bertanya bagaimana keadaan kita semua akhir-akhir ini? Mungkin banyak dari kita yang sekarang-sekarang ini dilanda oleh ketidakpastian. Misalnya ketidakpastian kapan berakhirnya WFH (Work From Home) ataupun SAH (Stay At Home). Dengan berbagai macam cara kita berusaha mengatasi keadaan kita sekarang, mengatasi ketidakpastian yang ada.

Lewat pembacaan firman Tuhan di atas, kita harus yakin bahwa Tuhan akan "menerobos" setiap kehidupan kita, setiap masalah kita, setiap ketidakpastian kita, setiap derita yang kita alami. Kita harus yakin bahwa Daud tidak lebih "spesial" dari pada kita. Jika Tuhan mampu "menerobos" musuh-musuh Daud, Tuhan yang sama juga akan "menerobos" setiap pergumulan, masalah bahkan hidup kita pribadi lepas pribadi.

Namun, keyakinan kita harus disertai dengan tindakan (seperti kita pernah mendengar firman Tuhan yang berkata : Iman tanpa perbuatan pada hakekatnya adalah mati). Hari ini kita mau belajar bersama bagaimana Raja Daud dapat mendapatkan banyak kemenangan atas "musuh-musuh" nya. Dari perikop 2 Samuel 5:17-25, setidaknya saya mendapatkan 2 hal kunci keberhasilan Raja Daud :

  1. Daud "pergi ke kubu pertahanan" (ayat 17). Kubu pertahanan (stronghold versi NKJV) yang dimaksud dalam hal ini adalah "Kota Daud" (2 Samuel 5:9). Pastinya ada sejumlah ketentuan sampai Kota Daud "dinobatkan" menjadi kubu pertahanan. Sama seperti predikat Jakarta sebagai ibukota negara RI harus melewati berbagai syarat dan ketentuan. Memang tidak disebutkan apakah yang menjadi kriteria sebuah kubu pertahanan. Namun beberapa pendapat meyakini ini berhubungan dengan kemiliteran. Daud merasa terlindungi ketika Ia pergi ke kubu pertahanan. Kalau kita bicara secara implisit (tersirat/tidak langsung), kubu pertahanan setiap kita adalah Tuhan Yesus Kristus. Tetapi secara eksplisit, kubu pertahanan berbicara tentang orang-orang yang dapat kita percayai; mungkin komunitas kita, gereja lokal kita, sahabat kita, keluarga kita. Kita harus "pergi" dan "mendekat" ke kubu pertahanan kita. Walau kita sekarang-sekarang ini "dibatasi" dengan keadaan "stay at home" tetapi kita tetap harus "keep in touch" dengan "kubu pertahanan" kita. Jangan enjoy dengan dunia kita sendiri, masuklah ke dunia kubu pertahanan kita (Ibrani 10:24-25). Kita membutuhkan orang lain.
  2. Daud "bertanya kepada Tuhan" (ayat 19 dan 23). Jangan lupa untuk selalu "bertanya kepada Tuhan" atas segala hal (baik yang besar ataupun yang kecil) di dalam kehidupan kita. Jangan jadikan Tuhan sebagai "ban serep" di hidup kita. Jadikan Tuhan di "tempat pertama dan utama" bagi hidup kita. Perbanyak waktu bersekutu secara pribadi dengan Tuhan, perbanyak jam doa, perbanyak jam praise and worship, perbanyak jam membaca Alkitab. Kalau di poin pertama saya berkata "kita membutuhkan orang lain", di poin ini saya ingin berkata "Kita lebih membutuhkan Tuhan dari pada membutuhkan orang lain".
Paskah dalam Perjanjian Lama berarti melewati, sedangkan dalam Perjanjian Baru mengandung arti kemenangan. Jadi kesimpulannya, 2 kunci keberhasilan dari Raja Daud dalam melewati dan mendapatkan kemenangan dari musuh-musuhnya adalah dengan "mendekat kepada Tuhan" dan "pergi ke kubu pertahanan kita". Biarlah setiap kita pada hari ini dapat melewati pergumulan kita dengan penuh kemenangan ketika kita tetap berada di dalam track Tuhan dengan dekat Tuhan dan selalu "keep in touch" dengan kubu pertahanan kita. Amin. Happy Passover. God Bless Us Forever and Ever... 

Comments

Popular posts from this blog

Agama Kelas 10. BERTUMBUH MENJADI DEWASA

Doa Bapa Kami (versi bahasa Yunani)