Cek Toko Sebelah (Ayub 42:5-6). Renungan Sabtu, 27 Mei 2017. R.A.M.

Beberapa bulan yang lalu, film "Cek Toko Sebelah" booming di bioskop hingga mencapai 2,5 juta penonton. Apa sih yang diceritakan dalam film tersebut? Film tersebut lebih menceritakan mengenai kasih sayang dalam keluarga. Tetapi, kita tidak lagi ingin membahas mengenai film "Cek Toko Sebelah", tetapi istilah "Cek Toko Sebelah" sering lahir dari kekurangpercayaan atau kehati-hatian pembeli ketika ingin membeli sebuah barang.

Nah kalau berbicara mengenai kekurangpercayaan atau kehati-hatian memang sangat manusiawi, tetapi apakah masih dapat dikatakan "manusiawi" ketika kita "kurang percaya" dan "hati-hati" terhadap sesuatu yang berhubungan dengan iman dan percaya?

Baru-baru ini saya menonton film berjudul "The Shack", di film ini berbicara mengenai seorang pria yang menjadi kurang percaya kepada Tuhan karena berbagai kejadian dan pengalaman di dalam hidupnya. Akhirnya pria tersebut kembali percaya karena Tuhan "menampakkan diri" kepadanya. Memang film ini di setting supaya orang lebih mengerti maksud dan pribadi Tuhan, tetapi perlu juga berhati-hati ketika mengambil "pesan" dalam film ini. Jadi selain dari sifat kemanusiawian kita, berhati-hati dan atau kurang percaya juga dikarenakan pengalaman atau kejadian dalam kehidupan.

Ada beberapa bagian dari kisah di Alkitab yang akan kita bahas yang berkaitan dengan kehati-hatian dan kekurangpercayaan kepada Tuhan:
  1. Matius 14:26-31. Petrus (Iman Spontan). Kita tahu Petrus sebagai orang yang "spontan", tetapi dibalik spontanitasnya dia juga masih manusia yang memiliki sifat takut atau ragu-ragu. Dari kisah ini yang dapat kita pelajari adalah iman itu sesuatu yang spontan dan tidak akan menjadi kenyataan jika tidak ada keberanian untuk melangkah dan fokus kepada sang pemberi iman. Hidup itu adalah serangkaian peristiwa alami dan spontan.
  2. Yohanes 20:24-29. Thomas (Iman Logika). Jika Petrus adalah seorang yang berjiwa "spontan", maka Thomas adalah seorang yang terlalu menggunakan "logika"nya. Tidak ada yang salah dengan logika, pikiran, dan ilmu pengetahuan. Tetapi jika karena hal-hal tersebut menjadikan kita menjadi seseorang yang kurang percaya dengan kemahakuasaan Tuhan dan mujizatnya maka kita harus berhati-hati. Iman bukan karena melihat tetapi karena percaya.
  3. Ayub 1 - Ayub 2:10. Ayub (Iman Konsisten). Seorang tokoh Alkitab yang digambarkan memiliki kepercayaan kepada Tuhan adalah Ayub. Memang setelah Ayub menyatakan "imannya" di awal-awal peristiwa tragis yang ia alami, ia punya kecenderungan untuk menyangkal imannya di saat segala sesuatu tidak tampak membaik. Tetapi kita melihat bahwa pada akhirnya Ayub tetap memiliki iman dan kepercayaan yang kuat kepada Tuhan. Dan oleh karena itulah Ayub diberikan berkat-berkat tidak terduga oleh Tuhan.
Apakah disaat kita mengalami banyak permasalahan yang menimbulkan banyak pertanyaan dalam diri kita, kita menjadi seperti Petrus "iman yang spontan beriman pada awalnya saja", atau seperti Thomas "iman yang hanya menggunakan logika atau yang kelihatan", ataukah kita menjadi seperti Ayub yang memiliki "iman konsisten" dan dapat berkata dengan iman dan kesadarannya "Tuhan yang memberi, Tuhan juga yang mengambil. TERPUJILAH NAMA TUHAN!"?

Satu hal yang pasti, supaya kita tidak mudah terombang-ambing dalam kekurangpercayaan atau kehati-hatian yang berlebihan adalah dengan mengenali Sang Pemilik Toko. KENALI TUHAN BUKAN DARI APA KATA ORANG, tetapi ALAMI SENDIRI TUHAN DAN KARYANYA DALAM HIDUP KITA. (Ayub 42:5-6). 

Immanuel!

Comments

Popular posts from this blog

Agama Kelas 10. BERTUMBUH MENJADI DEWASA

Doa Bapa Kami (versi bahasa Yunani)

Tuhan "Penerobos" (2 Samuel 5:20). Renungan Minggu Paskah, 12 April 2020. R.A.M.