Renungan ketiga untuk buku renungan BOM.com
UKURAN IMAN
Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing. (Roma 12:3).
Dalam sebuah ibadah sekolah minggu di gereja A, sang guru sedang bercerita mengenai Petrus yang berjalan di atas air menemui Yesus. Karena keterbatasan waktu, sang guru belum sempat menceritakan makna di balik cerita itu. Ada satu anak bernama Michael yang tertarik mencobanya di sungai dekat rumahnya. Tanpa berbekal ijin dari orang tuanya ia pergi ke sungai dan mulai menginjakkan kakinya. Tapi karena iman Petrus berbeda dengan iman anak itu, akhirnya anak tersebut terjatuh ke dalam sungai dan tenggelam.
Berbicara mengenai iman dan harapan, terkadang kita mengharapkan dan memikirkan sesuatu di luar batas ukuran iman yang diberikan Tuhan kepada kita masing-masing. Memang benar bahwa Tuhan tidak akan memberikan ular kepada yang minta roti, tapi bukan berarti Ia akan memberikan apapun yang kita mau. Ia tidak atau belum memberikan harapan kita, karena Ia mengetahui ukuran iman yang dapat kita masing-masing pikul. Masing-masing kita berbeda dalam hal ukuran iman yang harus kita jalani hari demi hari. Jadi Rasul Paulus memberikan nasihat untuk menguasai diri. Diri kita berbeda dengan orang lain, begitu pula sebaliknya. Kita tidak bisa jadi seperti orang lain atau memaksakan orang lain menjadi diri kita. Ada orang yang disembuhkan dari penyakitnya dengan cara mujizat, tetapi ada pula orang yang disembuhkan melalui cara medis. Kita tidak bisa menilai cara penyembuhan melalui medis bukan sebuah tindakan iman dari seseorang.
Pro & Biz, ketika sesuatu hal harus terjadi dalam diri kita atau diri orang lain, biarlah itu karena Allah yang ingin meningkatkan kapasitas iman kita. Jangan lihat keadaan orang lain atau diri kita, fokus pada Tuhan dan apa yang mau Ia lakukan dalam hidup kita. Tetaplah bersyukur seberat apapun masalahnya dan mendekatlah kepada Tuhan. Ingatlah ketika Tuhan meminta Simon Petrus datang mendekat dengan ukuran imannya, Tuhan yang sama meminta kita mendekat dengan ukuran iman kita masing-masing.
IMAN YANG TULUS DI DAPAT DARI SEJAUH MANA PENGENALAN KITA TERHADAP TUHAN
Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing. (Roma 12:3).
Dalam sebuah ibadah sekolah minggu di gereja A, sang guru sedang bercerita mengenai Petrus yang berjalan di atas air menemui Yesus. Karena keterbatasan waktu, sang guru belum sempat menceritakan makna di balik cerita itu. Ada satu anak bernama Michael yang tertarik mencobanya di sungai dekat rumahnya. Tanpa berbekal ijin dari orang tuanya ia pergi ke sungai dan mulai menginjakkan kakinya. Tapi karena iman Petrus berbeda dengan iman anak itu, akhirnya anak tersebut terjatuh ke dalam sungai dan tenggelam.
Berbicara mengenai iman dan harapan, terkadang kita mengharapkan dan memikirkan sesuatu di luar batas ukuran iman yang diberikan Tuhan kepada kita masing-masing. Memang benar bahwa Tuhan tidak akan memberikan ular kepada yang minta roti, tapi bukan berarti Ia akan memberikan apapun yang kita mau. Ia tidak atau belum memberikan harapan kita, karena Ia mengetahui ukuran iman yang dapat kita masing-masing pikul. Masing-masing kita berbeda dalam hal ukuran iman yang harus kita jalani hari demi hari. Jadi Rasul Paulus memberikan nasihat untuk menguasai diri. Diri kita berbeda dengan orang lain, begitu pula sebaliknya. Kita tidak bisa jadi seperti orang lain atau memaksakan orang lain menjadi diri kita. Ada orang yang disembuhkan dari penyakitnya dengan cara mujizat, tetapi ada pula orang yang disembuhkan melalui cara medis. Kita tidak bisa menilai cara penyembuhan melalui medis bukan sebuah tindakan iman dari seseorang.
Pro & Biz, ketika sesuatu hal harus terjadi dalam diri kita atau diri orang lain, biarlah itu karena Allah yang ingin meningkatkan kapasitas iman kita. Jangan lihat keadaan orang lain atau diri kita, fokus pada Tuhan dan apa yang mau Ia lakukan dalam hidup kita. Tetaplah bersyukur seberat apapun masalahnya dan mendekatlah kepada Tuhan. Ingatlah ketika Tuhan meminta Simon Petrus datang mendekat dengan ukuran imannya, Tuhan yang sama meminta kita mendekat dengan ukuran iman kita masing-masing.
IMAN YANG TULUS DI DAPAT DARI SEJAUH MANA PENGENALAN KITA TERHADAP TUHAN
Comments
Post a Comment