Agama Kelas X. TAKUT AKAN TUHAN
https://sg1b-broadcast.officeapps.live.com/m/Broadcast.aspx?Fi=68e1ab841291552b%5F67908989%2Dc9fd%2D4fe8%2Dbb2e%2D347c4d054f06%2Epptx
§ Salah satu indikator yang penting dari orang yang dewasa secara rohani menurut iman Kristen adalah takut akan Tuhan.
§ Ada beberapa hal yang patut kita perhatikan
berkenaan dengan “Takut akan Tuhan” yaitu :
1. Allah itu Kudus.
- Allah Layak Mendapat Hormat.
- Allah Memiliki Kuasa.
- Allah adalah Awal dari Segala
Pengetahuan.
1. Allah itu
Kudus.
Þ Takut akan Tuhan adalah :
1)
Kesadaran akan kekudusan,
keadilan, dan kebenaran-Nya sebagai pasangan terhadap kasih dan
pengampunan-Nya.
2)
Meliputi kesadaran bahwa Dialah
Allah yang tidak berkenan atas segala jenis perbuatan dosa dan Ia berkuasa
untuk menghukum siapa pun yang melanggar hukum Allah.
2. Allah Layak Mendapat Hormat.
Þ Takut akan Tuhan berarti memandang Dia
dengan penuh kagum, menghormati
kekudusan-Nya serta mengagungkan-Nya sebagai Allah yang memiliki kemuliaan
dan kuasa di atas segala-galanya.
Þ Dalam Keluaran 19:16, 20:18-19, Ulangan 5:22-27 (peristiwa ketika banga Israel melihat kemuliaan
Allah di Gunung Sinai). Peristiwa ini menjadi contoh bahwa ketika bangsa Israel
merasakan dirinya kecil di hadapan Allah, tidak berarti apa-apa, dan karena itu mereka mengakui
dengan penuh hormat kuasa dan kebesaran Allah. Dan itu yang dikehendaki oleh
Allah dalam perintah ketiga dari Sepuluh Perintah Tuhan (Dasa Titah).
3. Allah
Memiliki Kuasa
Þ Takut akan Tuhan menjadikan orang
percaya menaruh iman dan kepercayaannya untuk memperoleh selamat hanya dari
Dia.
Þ Dalam peristiwa bangsa Israel menyeberang Laut Merah di
atas tanah kering dan menyaksikan tindakan Tuhan atas bala tentara Mesir, maka
“takutlah bangsa itu kepada Tuhan dan mereka percaya kepadaNya” (Keluaran 14:31 ).
4. Allah
Adalah Awal dari Segala Pengetahuan.
Þ Kitab Amsal mengkaitkan pengetahuan dengan sikap takut akan Allah
(Amsal 1:7). Yang dimaksud dengan pengetahuan adalah pemahaman
manusia dalam menyikapi hidupnya di tengah-tengah dunia ini.
Þ Dengan demikian, takut akan Allah adalah sikap mau tunduk pada ketetapan dan kehendak Allah. Hal inilah yang
menjadi sumber dari segala pengetahuan manusia untuk memperoleh dirinya dan
kehidupannya.
Ø Takut akan Tuhan harus menjadi
dasar dalam seluruh perilaku orang percaya. Rasul Paulus dalam Roma 12:2
memberikan petunjuk bagaimana kita tampil dan mewujudkan hidup yang takut akan
Tuhan, “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia, tetapi berubahlah oleh
pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah : apa
yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna”.
Ø Kita lebih sering terdorong untuk melakukan hal-hal yang kita anggap
baik padahal ternyata hal itu merusak diri kita dan orang-orang lainnya. Segala
jenis kecanduan tergolong ke dalam hal ini. Merokok, minum minuman
keras, menggunakan narkoba, berjudi, dan lain-lain. Kecaduan dimulai dengan
suatu keisengan untuk dianggap modern, atau ikut mode, atau takut ditolak
teman, atau melarikan diri dari rasa kesepian. Tidak ada satu pun kecanduan
yang memberi kesempatan pada akal budi manusia untuk bekerja dengan baik.
Ø Surat Rasul Paulus pada jemaat di Kolose, Kolose 3:5-9, menyebutkan bahwa
: perilaku duniawi seperti percabulan, kenajisan, kejahatan, fitnah,
kata-kata kotor, dusta, sebagai hal-hal yang harus dibuang, dimatikan,
ditiadakan karena mendatangkan murka Allah. Semua ini menggambarkan
perbuatan orang yang tidak takut akan Tuhan. Sebaliknya, kita dituntut
untuk mengenakan belas kasihan,
kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan, kesabaran, pengampunan dan kasih.
Ø Bagaimana kita bisa menjadi orang yang takut akan Tuhan ? Model paling sempurna yang biasa kita
ikuti atau teladani adalah Tuhan Yesus sendiri. Kolose
2:6-7 menyatakan bahwa hidup kita harus tetap berada di dalam Dia,
berakar di dalam Dia, dan dibangun di atas Dia.
Ø Alasan-alasan untuk takut pada Tuhan adalah sebagai berikut :
1)
Kita harus takut akan Tuhan
karena kuasa-Nya yang besar selaku Pencipta segala sesuatu dan segala bangsa
(Mazmur 33:6-9).
2)
Kuasa-Nya yang dahsyat itu
terus menopang unsur-unsur ciptaan, termasuk kita (Keluaran 20:18-20; Markus 4:39-41).
3)
Kita menyadari kekudusan-Nya
(Wahyu 15:4).
4)
Kesadaran akan kemuliaan-Nya
(Matius 17:1-8).
5)
Berkat-berkat yang terus kita
terima dari Dia, khususnya pengampunan dosa (Mazmur 130:40).
Comments
Post a Comment